MANFA'AT MENUNDUKKAN PANDANGAN
Salah satu syair favorit _Pandangan Mata, by;Hijjaz
Pandangan mata selalu
menipu
Pandangan akal selalu
tersalah
Pandangan nafsu
selalu melulu
Pandangan hati itu
yang hakiki
Kalau hati itu bersih
Hati kalau selalu
bersih
Pandangannya akan
menembus hijjab
Hati jika sudah
bersih
Firasatnya tepat
karena Allah
Tapi hati jika
dikotori
Bisikannya bukan lagi
kebenaran
Tapi hati jika
dikotori
Bisikannya bukan lagi
kebenaran
"Dua mata yang
tidak disentuh api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan
mata yang berjaga-jaga di jalan Allah." (HR. Tirmidzi)
‘Wwuaa cakepp bauangett orang itu’. -> komentar
seperti ini sering sekali muncul dalam keseharian. Khususon, ketika melihat
lawan jenis yg bisa dikatakan ‘tipe’
yg diidamkan, berpengaruh terhadap; syaraf mata seolah di’pause’ (_tdk bs menutup), urat leher jadi kaku (_tidak bisa
berpaling/menoleh), hati berbunga-bunga (_jk digambarkan), denyut nadi
meningkat (_jantung berdebar2 gk karuan), ditambah mulut tanpa sadar membuka
(_coba dibayangkan).
“Pandangan, lalu senyuman, kemudian
salam dan percakapan, lalu janjian, kemudian pertemuan”. Ehhem, ehemm..
Inilah yang juga sangat sulit dihindari, bahkan di area para ‘ikhwan-akhwat’
pelaku dakwah. Khususon dalam organisasi dakwah kampus, yang sepertinya hal
semacam ini rawan terjadi.
Begitulah, reaksi
yang bisa timbul akibat dari sebuah pandangan. Akibat buruk juga bisa terjadi,
seperti di film2; ‘apa lu lihat-lihat?’, jawab; ‘apa lu,? Ngajak ribut lo ma
guwa??!’,. bla,blaa, akhirnya timbul pertumpahan darah antar warga komplek-lah, antar suku, antar daerah, antar
saudara malah.
Menundukkan pandangan,
atau dengan istilah kerennya adalah ‘Ghadhul Bashar’ ini, merupakan satu hal
yang saat ini masih dinilai ‘aneh’
bagi sebagian orang. Ya, ketika ngobrol atau bercakap tanpa ada kontak mata itu
kan aneh. Begitulah pendapat sebagian kalangan. Ada yang mengatakan itu tidak
sopan, tidak etis, tidak sesuai dengan tatanan sosial ekonomi (_apa
hubungannya??). Sehingga masyarakat akan menilai aneh pula pada si pelakunya.
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ
يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada
laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menundukkan pandanganya, dan menjaga
kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS : An Nuur [24] :
30).
Disebutkan dengan
jelas dalam ayat di atas, bahwa menundukkan pandangan adalah sesuatu yang
diperintahkan secara tegas kepada kaum yang beriman. Menundukkan pandangan dari
hal-hal yang dilarang, dan menundukkan pandangan dari hal2 yang menimbulkan
kemaksiatan.
Kisah-kisah yang bisa
kita renungkan bersama;
- Nabi Musa As.,
diajak 2 orang gadis untuk bertandang ke rumah mereka. Tidak lain mereka adalah
putri dari nabi Syu’aib As., yang telah ditolong oleh Nabi Musa saat hendak
mengambil air untuk memberi minum ternak-ternak mereka. Ditengah perjalanan,
Nabi Musa berkata ‘tunggu sebentar’. Mereka pun berhenti, seraya bertanya ‘ada
apa?’. Jawab beliau,‘Kalian berjalanlah di belakangku, jika belok ke kanan maka
berilah isyarat (_dengan melemparkan kerikil) ke kanan, begitupun ke kiri’.
Sehingga mereka mengikuti apa yang dikatakan oleh Nabi Musa tersebut. Dimana
sebelumnya posisi Nabi Musa ketika berjalan adalah di belakang para gadis,
sementara pakaian salah seorang mereka (_gadis) tertiup-tiup angin, dan
nampaklah auratnya. Begitulah akhlak Nabi Musa As., masyaallah sekali
yah..
-Suatu ketika, ada
seorang wanita yang lewat di depan Imam Syafi’i, dan tanpa disengaja
tersingkaplah kain si wanita sehingga nampaklah betis wanita tersebut oleh Imam
Syafi’i. seketika itu juga, hilanglah hafalan 40 hadits beliau.. Gubyaakkk,,
dahsyatnya pengaruh pandangan.
Kenapa pandangan
harus dijaga.?
1.
Pandangan yang liar adalah sarana
menuju yang haram
Tentang keharamannya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Ali,
janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu
pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud,
dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
2.
Membiarkan pandangan lepas adalah
bentuk kemaksiatan kepada Allah
Allah berfirman dalam
Al Qur’an surat An-Nur ayat 30, yang artinya, “Katakanlah kepada orang-orang
yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka.
Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat.”
3.
Masuknya setan ketika seseorang itu
memandang
Kecepatan setan dalam hal ini, tidak
tanggung2, suaangat cepat poko’e.
Parahnya, dari pandangan itu setan jadikan senjata yang berupa keindahan yg
menyilaukan. Lalu ia menyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar
maksiat. Pintarnya lagi, setan akan menyesatkan manusia secara bertahap.
Seperti pepatah di atas, “Pandangan,
lalu senyuman, kemudian salam dan bicara, lalu janji, kemudian pertemuan”.
Astaghfirullah…
4.
Pandangan tersebut akan menyibukkan
hati.
Seseorang yang
hatinya sibuk akan menyebabkannya lupa akan hal-hal yang bermanfaat baginya.
Akhirnya, ia akan selalu lalai dan hanya mengikuti hawa nafsunya. Bawaannya
kepikiraaan terus. Konsentrasi buyar deh.,
5.
Kita dapat merusak hati orang lain
Seringkali, pandangan
seorang wanita kepada laki-laki tak hanya merusak hati si pemandang. Ketika
dicampur dengan senyum, tunduk atau berbisik dengan rekannya sesama perempuan,
lalu bayangan ini tertangkap oleh laki-laki yang dipandang atau yang merasa GR
(gede rasa) karena merasa dipandang, pasti ada lagi hati yang rusak. Wah, hanya
menambah dosa saja!!
Dalam riwayat Muslim
disebutkan: “Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperoleh hal
itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina dan zinanya dengan memandang
(yang haram). Kedua telinga itu berzina dan zinanya dengan mendengarkan (yang
haram). Lisan itu berzina dan zinanya dengan berbicara (yang diharamkan).
Tangan itu berzina dan zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina dan zinanya
dengan melangkah (kepada apa yang diharamkan). Sementara hati itu berkeinginan
dan berangan-angan, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan semua itu atau
mendustakannya.”
Jika seorang pelajar ingin meraih
kesempurnaan ilmu, hendaklah ia menjauhi kemaksiatan dan senantiasa menundukkan
pandangannya dari hal-hal yang haram untuk dipandang karena yang demikian itu
akan membukakan beberapa pintu ilmu, sehingga cahayanya akan menyinari hatinya.
Jika hati telah bercahaya maka akan jelas baginya kebenaran. Sebaliknya,
barangsiapa mengumbar pandangannya, maka akan keruhlah hatinya dan selanjutnya
akan gelap dan tertutup baginya pintu ilmu.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
0 comments:
Post a Comment